Sunday, May 24, 2009

Ad- Dhuha, Cahaya Yang Menerangi hati

Khamis,21 Mei 2009
2.30 a.m

Selesai bermunajat, aku menyelak nota-nota untuk mengukuhkan hafalanku.
Dalam laptopku, aku mencari contoh Rancangan Pengajaran(RPH). Soalan targetku ialah RPH tahun 6 . Dalam ralitku meneliti huraian sukatan pelajaran dan buku teks tahun 6, aku terpaku pada satu surah kefahaman. Surah Ad-Dhuha.

"mungkin tajuk ni boleh dijadikan contoh.."bisik hatiku.

Aku terus meneliti ayat-ayatnya..

Demi waktu dhuha..


dan malam apabila ia sunyi-sepi ..


Tuhanmu tidak meninggalkanmu, dan ia tidak benci (kepadamu)..


Sesungguhnya kesudahan keaadaanmu adalah lebih baik bagimu daripada permulaannya..


Sesungguhnya Tuhanmu akan memberikanmu (kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat) sehingga Engkau reda - berpuas hati.


> dan seterusnya..


terasa mataku digenangi air..


dan lelehannya mengalir menitik ke atas kertas nota yang ku pegang..


Astaghfirullah....

Ya Allah..

Engkau mendengar, dan engkau menjawab...

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar..


_________________________________________________________


Ahad, 24 Mei 2009

6.50 pm



Sahabatku Aziana datang ke kamarku, khabarnya tidak jadi ke pantai.

aku lapang. Sambil melayan ym adikku yangberada diperantauan, aku taip

"hati ini merindukan Allah" di Google engine search.


Muncul blog bermaudhuk Religi, penulisnya mahu dikenal sebagai Jendela Umat.


Kali kedua aku mentadabbur surah Ad Dhuha ini membuatkan aku terasa..

Allah sentiasa di sisi..









Sempatkan diri menjawab lamaran cintaNya..

Hayati coretan sahabat kita ini...
____________________________________________________

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh yang paling kucintai diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya diantara kalian” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Langit dan Bumi, Tunggal dan Abadi sepanjang waktu dan zaman di dalam Kesempurnaan Nya. Nama Yang Paling Indah disebut dan diingat, Nama yang Mengawali segala kejadian dan kehidupan, yang setiap kehidupan berawal dari Keagungan Nama Nya, yang setiap kehidupan berawal dari Kehendak Nya.
Hadirin hadirat…, wahai yang setiap sel tubuh kita yang milik Allah Swt, wahai yang diberi panca indera yang milik Allah..,

Hadirin hadirat sadarkah kita bahwa kita ini ada yang memiliki, ada yang mengatur setiap kehidupannya, ada yang mengatur jumlah nafasnya, ada yang mengatur usianya untuk hidup diatas bumi yang milik Nya, ada yang mendengar setiap ucapan yang diucapkannya, Maha Melihat setiap lintasan pemikirannya, Dialah Allah Swt Yang Maha Dekat kepada segenap hamba Nya tanpa sentuhan dan tanpa jarak.
Tiada menyerupai Nya segala sesuatu, Dialah Allah yang Tidak Serupa dengan segala galanya. Maha Tunggal dan Maha Sempurna. Dengan tidak bisa dibayangkan keberadaan Dzat Nya dan tidak bisa disamakan dengan makhluk Nya.

Tunggal berbeda dari segenap yang ada di langit dan bumi, kasih sayang Nya melebihi segenap kasih sayang, kelembutan Nya melebihi kemurkaan Nya. Sebagaimana firman Nya didalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari, “Rahmat Ku mengungguli daripada Kemurkaan Ku”. Rahmat Ku terlebih dahulu daripada Kemurkaan Ku dan Kasih Sayang Ku melebihi Kemurkaan Ku.

Menunjukkan ketika hamba telah banyak berbuat salah dan dosa, Kasih Sayang Ilahi tetap terbuka baginya untuk kembali kepada kelembutan Allah. Untuk dimaafkan dan untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia dan abadi. Allah Swt Semulia mulia Dzat yang Diingat dan Disebut setiap lisan, Semulia mulia yang Dimuliakan dan Diagungkan, Yang Paling Berhak Dimuliakan dan Dicintai adalah Allah Swt. Semakin seseorang mencintai dan merindukan Allah, menjaga perasaan Allah….
Adakah kita terlintas menjaga perasaan Allah agar Allah tidak kecewa?, Yang memiliki dirimu.., sepantas pantasnya yang kita jaga perasaannya adalah Allah.. Dan kita malam hari ini bertamu di rumah Allah.

Hadirin hadirat semakin besar keinginan seorang hamba untuk mencari keridhoan Tuhannya, untuk membuat Tuhannya senang maka ia semakin dicintai oleh Allah.
Pahami satu jiwa yang termuliakan dari semua jiwa, sanubari yang paling suci dari semua makhluk Nya, adalah Sayyidina Muhammad Saw.. Manusia yang paling menjaga perasaan Allah, Manusia yang selalu ingin berbuat apa apa yang sangat dicintai Allah dan selalu ingin membimbing hamba hamba Allah agar sampai pada kelompok orang orang yang dicintai Allah. Allah kabulkan niat mulia Sang Nabi Saw sehingga Allah berfirman “Qul in kuntum tuhibbunallah fattabi’uni yuhbibkumullah, katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku (Nabi Muhammad Saw) maka kalian akan dicintai Allah” (QS. Ali Imran:31).
Allah menjaga perasaan Sang Nabi Saw. Allah tidak biarkan Sang Nabi Saw kecewa dan sedih. Oleh sebab itu ketika terputusnya wahyu beberapa waktu, mulailah penghinaan dari kaum kaum kuffar quraisy terhadap Sang Nabi Saw yang berkata “tampaknya setan yang biasa menyurupimu sudah hilang wahai Muhammad”. Nabi Saw itu kalau turun ayat, beliau menggigil, maka mereka mengumpamakan dg ejekan yaitu kesurupan.
Lalu muncullah firman Allah Swt dari ucapan orang orang kuffar mengatakan itu kemasukkan syaithan. Maka ketika tidak ada wahyu beberapa waktu, orang orang kuffar berkata “berarti sudah sembuh dari kesurupanmu”. Maka sakitlah Rasul saw mendengar pernyataan itu, bukan karena hinaan orang tapi karena takut berpisah dan takut jauh dari Allah. Sangat mencintai Allah dan tidak ingin berpisah dengan Allah walaupun harus berpisah dengan segala galanya.

Termuncul dari ucapan beliau (Nabi Saw) ketika dilempari dan dikejar kejar seraya berkata “in lam yakun laka ghadhabun alayya fala ubaliy, asal Kau (Allah Swt) tidak murka padaku, aku tidak perduli apapun yang menimpaku”.
Inilah jiwa termegah dan jiwa yang paling mulia yang dipuji oleh Allah, “wa innaka la’alaa khuluqin adhim, sungguh kau (Nabi Saw) memiliki akhlak yang agung” (QS.Al Qalam:4).

Ketika Sang Nabi saw didalam puncak kesedihan hingga jatuh sakit karena terputusnya wahyu dalam waktu yang lama, Allah turunkan firman Nya untuk menghibur Sang Nabi saw “Wadhdhuhaa, wallaili idza sajaa, ma wadda a’ka robbuka wamaa qalaa, walal akhiroti khoirullaka minal uulaa, walasaufa yu’thiika robbuka fatardha…., Demi cahaya dhuha, demi cahaya pagi dan demi malam ketika gelap gulita” (QS.Adhdhuha:1-5).
Al Hafidh Al Musnid Al Imam Qurthubi didalam tafsirnya menukil sedemikian banyak penafsiran tentang ayat ini. Dari salah satu penafsirannya yang tsigah, Al Imam Qurthubi mengatakan makna kalimat wadhdhuha disini adalah melambangkan cahaya yang menerangi hati orang orang yang dipenuhi cinta kepada Allah (qulubul arifin), dipenuhi cahaya khusyu’. Allah bersumpah dengan cahaya yang ada di sanubari ahlul khusyu’, ahlul sujud dan ahlul munajat. Orang yang jiwanya dipenuhi kerinduan kepada Allah, Allah bersumpah dengan cahaya itu yang menerangi jiwa mereka.

Dan dari sedemikian banyak jiwa yang memiliki cahaya rindu kepada Allah, tentunya pemimpinnya adalah Sayyidina Muhammad Saw. Allah sedang melambangkan indahnya iman pada jiwa Sang Nabi Saw dan para arifin (ahli makrifah) lainnya.

“wallaili idza sajaa, demi malam ketika gelap gulita” (QS.Adhdhuha:2). Al Imam Qurthubi menafsirkan salah satu dari makna penafsiran ini adalah demi malam ketika gelap gulita. Allah bersumpah menqiyaskan jiwa orang orang kuffar yang memusuhi Sang Nabi saw dalam gelap gulita. Tidak mengenali kemuliaan dan imam. Maksudnya antara jiwa Sang Nabi saw dan orang orang yang dimuliakan Allah dan orang orang yang gelap hatinya dengan kemuliaan.
“Ma wadda a’ka robbuka wamaa qalaa, Allah tidak akan meninggalkanmu wahai Muhammad dan tidak akan murka kepadamu” (QS.Adhdhuha:3). “walal akhiroti khoirullaka minal uulaa, hal hal yang akan datang jauh lebih baik daripada yang sekarang ini” (QS.Adhdhuha:4). “wa lasaufa yu’thiika rabbuka fatardha, Allah akan memberimu anugerah sampai kau benar benar ridha dan puas” (QS.Adhdhuha:5).

Al Imam Ibn Abbas dalam tafsirnya menafsirkan makna ayat “wa lasaufa yu’thiika rabbuka fatardha” adalah Syafa’at Nabi Muhammad Saw di yaumal qiyamah. Ayat ini juga menenagkan orang orang yang merindukan Allah Swt karena pemimpin mereka Nabi Muhammad Saw ditenangkan oleh Allah dengan turunnya ayat ini. Dan ayat ini juga diperuntukkan bagi kita. Tenangkan diri kita dengan cahaya Keagungan dan Kasih Sayang Illahi.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sang Nabi Saw selalu ucapan bibirnya mengucap Nama Allah, berdzikir, berdoa dalam segala hal. Bahkan diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau (Nabi Saw) selalu mengucapkan “labbaik allahumma labbaik” mulai dari medan Arafah saat beliau pergi haji sampai Mudzdalifah, dari Mudzdalifah sampai Mina. Terus ucapan ini diucapkan “labbaik allahumma labbaik”, aku datang pada Mu wahai Allah, aku datang. Dan ucapan ini, para ahlul ma’rifah (para ulama) kita sering mengucapkannya walau bukan di musim haji dan umrah. Tapi dari cinta mereka kepada Allah, mengatakan “wahai Alllah wahai Allah, kami datang kepada kasih sayang Mu, kepada Rahmat Mu, kepada Pengampunan Mu, kepada Majelis Dzikir Mu, kepada Masjid masjid Mu, kepada Panggilan Shalat Mu”. seluruh bentuk ibadah dan taat kepada Allah adalah bentuk talbiyah dan ucapan aku datang kepada Mu wahai Allah. Seluruh bentuk ibadah. Setiap sujud adalah bentuk daripada ucapan labbaika allahumma labbaik. Wahai Allah aku datang pada Mu wahai Allah dalam setiap shalat kita, dalam setiap ibadah kita.

Jadikan dirimu siang dan malam dipenuhi cahaya talbiyah (aku datang kepada Mu wahai Allah). Datang siang, malam dalam kebaikan dan ibadah.

Hadirin hadirat, dan ketahuilah segala kemuliaan bukan hanya muncul pada ibadah ibadah yang khusus saja tetapi ibadah untuk menyenangkan hati orang orang yang shalih atau orang orang yang beriman atau ayah bunda kita adalah bentuk ibadah. Seseorang berkata (barangkali kalau zaman sekarang menyenangkan hati orang lain itu bukan ibadah). Hadirin hadirat, kalau dibilang ibadah syirik nanti. Tentunya tidak demikian. (tidak syirik), Menyenangkan hati seorang muslim, seorang mukmin apalagi ayah bunda apalagi shalihin atau bahkan Nabi Muhammad Saw adalah merupakan ibadah yang diganjar pahala oleh Allah. Sebagaimana firmannya “jangan sesekali mengeraskan suara pada ayah bunda kita namun ucapkan pada mereka kalimat yang baik”.(QS Al Isra 23). Kenapa? karena ucapan yang baik baik itu ibadah walaupun kepada kedua orangtua kita, bukan kita menyembah ayah bunda kita tapi mengikuti tuntunan Sang Nabi saw adalah ibadah. Karena firman Allah “athi’ullah wa athi’urrasul, taatilah Allah dan taatilah Rasul”. Bakti kepada orangtua adalah ibadah.

Rasul saw bersabda didalam hadits yang kita baca tadi “diantara kalian yang paling kucintai diantara kalian adalah yg paling baik akhlaknya”. Hadirin hadirat, ini menujukkan Sang Nabi saw memberi kesempatan kepada kita untuk berlomba lomba menjadi orang orang yang beliau saw cintai. Kenapa ucapan ini muncul? diantara kalian yang paling kucintai adalah yang paling baik akhlaknya.
Disini Sang Nabi saw mengajak kita berlomba lomba menjadi orang yang paling dicintai oleh beliau. Kenapa? karena orang yang paling dicintai beliaulah orang yang paling dicintai Allah.
Demikian hadirin hadirat rahasia dari makna hadits ini. Menunjukkan perbuatan perbuatan yang mengarah kepada hal hal yang menyenangkan Sang Nabi saw adalah ibadah dan hal tersebut merupakan bakti kita kepada Nabi Muhammad Saw.

Kehadiran kita ditempat ini adalah salah satu bentuk yang sangat membuka gerbang keridhoan Allah yang menggembirakan Sang Nabi saw. Apa sih yang membuat Sang Nabi saw gembira? yang membuat Nabi saw gembira itu adalah hal hal yang diridhoi Allah. Itu yang membuat Sang Nabi saw gembira, diantaranya akhlak yang indah. Jaga lidah kita jangan mencaci muslimin, jaga hati kita jangan membenci muslimin, jaga hari hari kita jangan mengganggu saudara saudari kita muslimin, apalagi ayah bunda kita, tetangga kita, keluarga kita, guru kita apalagi Nabiyyuna Muhammad Saw. Jangan sampai kita berbuat hal hal yang mengecewakan mereka.

Hadirin hadirat, “sungguh yang paling dicintai dihadapanku diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya diantara kalian”. Hadits ini jelas mengajak kita berlomba lomba menjadi orang yang paling dicintai olejh Nabi Muhammad Saw. Semoga Allah menjadikan kita orang orang yang paling dicintai Allah.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw menyebutkan “aku mendengar hentakkan sandalmu wahai Bilal dihadapanku di surga”. Saat Rasul saw Mi’raj sampai ke surga, beliau mendengar suara langkah sandalnya Bilal. Kita bertanya kenapa bukan Bilal yang masuk ke dalam surga Nya, tapi langkah sandalnya? ini menunjukkan perbuatan Bilal dicintai oleh Allah dan dicintai oleh Nabi Muhammad Saw. Para Muhaddits menjelaskan makna daripada hadits ini bahwa Bilal itu ketika ditanya akan hadits ini, kenapa bisa demikian? Bilal berkata “tidaklah aku batal wudhu terkecuali aku berwudhu lagi”. Batal wudhu, berwudhu lagi dan shalat sunnah 2 rakaat. Perbuatan itu dicintai oleh Allah dan Rasul. Dan Rasul melafadhkannya kepada umat ini agar sampai kepada kita. Untuk apa? Menunjukkan perbuatan memperbanyak wudhu itu dicintai oleh Rasul dan itu dicintai oleh Allah Swt.

Oleh sebab itu hadirin hadirat, perbanyak perbuatan yang membuat Rasul saw senang kepada kita. Bagaiman kalau kita mendengar hadits beliau, “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”. Pahamlah kita disini, munculkan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw itu akan membuat kita dicintai oleh Allah dan akan membuat kita dicintai oleh Rasul saw.

Cinta kepada Allah dan Rasul itu akan membenahi keadaan kita, membenahi sifat kita, membenahi apa apa yang kita perbuat sehingga kita akan semakin terbimbing untuk mengikuti akhlak Nabiyyuna Muhammad Saw.

Hadirin hadirat, oleh sebab itu Rasul saw berkata (riwayat Shahih Bukhari) “tidak diperbolehkan untuk berselisih antara sesama muslim melebihi 3 hari”. Menunjukkan Rasul saw memahami perselisihan itu mungkin ada antara muslimin tapi tidak boleh lebih dari 3 hari, kata Rasul. Kalau tidak saling jumpa, tidak saling silaturahmi selama berpuluh puluh tahun tentunya tidak mengapa tapi jangan ada permusuhan., jika muncul permusuhan tidak boleh lebih dari 3 hari dan diantara 2 orang yang berselisih yang paling afdhol (kata Rasul saw) adalah yang memulai dengan mengucap salam kepada temannya. Dari orang yang berselisih, mana yang paling mulia diantara mereka? yaitu yang memulai salam terlebih dahulu. Itulah yang lebih mulia, kata Rasul saw.

Jika kita kaitkan ayat ini dengan habluminallah dan habluminannas. Subhanallah!! Betapa besarnya cinta Allah kepada kita. Kita tidak boleh berselisih lebih dari 3 hari, tapi kalau Allah harus 5X sehari kita menghadap. Demikian besarnya cinta Allah Swt kepada kita.
Wahai yang tidak bersujud kecuali hanya kepada Allah, benahi penghadapanmu kepada Allah dalam 5 waktu setiap harinya, karena itu adalah bentuk cinta Allah kepada kita dan jawablah lamaran cinta Allah Swt kepada kita. Bagaimana dengan kita?, dengan menunaikan shalat 5 waktunya, tambah lagi kalau mampu dengan qabliyah dan ba’diyah. Tidak mampu saya sibuk banyak pekerjaan di sekolah atau dalam pekerjaan dikantornya atau didalam perdagangannya atau lainnya. Ada waktu shalat witir malam hari setelah shalat isya, ada waktu shalat dhuha, ada waktu qiyamullail. Ada banyak waktu yang diluar waktu kesibukkan kita. Sempatkan waktu menjawab cintanya Allah yang wajib dan yang sunnah.

Hadirin hadirat, hiasi hari harimu dengan hal hal yang dicintai Allah, perbuatlah terus dan perbuatlah terus sebagaimana Allah menjanjikan “tiadalah seorang hamba beramal hal hal yang fardhu dan tiadalah hamba Ku berhenti pada hal hal yang fardhu saja tapi ia teruskan dengan hal hal yang sunnah sampai Aku mencintainya”. Amal yang fadhu semampumu perjuangkan, lebihkan lagi dengan hal hal yang sunnah, akan sampai waktunya Allah mencintaimu. Rabbiy pastikan kami semua sampai kepada nafas nafas yang Kau cintai wahai Rabb.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Penyampaian saya yang terakhir adalah munculnya banyak pertanyaan tentang hukumnya memakai minyak wangi yang mengandung alkohol atau minum obat batuk yang mengandung alkohol. Hadirin kalau minyak wangi itu alkoholnya tidak dihukumi “khamr”, bukan arak. Sebagian besar ulama membolehkannya karena bukan najis. Yang disebut alkohol yang diharamkan dan najis itu adalah yang memabukkan. Kalau minyak wangi dan obat bius lokal dikulit itu tidak memabukkan tapi itu racun. Kalau diminum tidak mabuk, tapi mati.
Oleh sebab itu tidak diharamkan, tidak najis hukumnya. Tapi yang diharamkan adalah diantaranya obat batuk yang mengandung alkohol. Obat batuk yang mengandung alkohol itu bukan racun tapi itu obat penenang yang juga menghilangkan rasa sakit dan lainnya itu adalah hal yang tidak diperbolehkan oleh syariah. Banyak obat batuk anak anak (mengandung alcohol), cari obat yang lain karena masih banyak yang tidak mengandung alkohol. Demikian hadirin hadirat yang diharamkan adalah yang melewati proses yang diperbuat sepeprti membuat arak. Memabukkan bila diminum itu haram hukumnya, walaupun sedikit. Hadirin hadirat demikian. Tapi kalau proses dibuatnya bukan untuk memabukkan maka tidak haram hukumnya dan hukumnya bukan hukum khamr.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah swt membangkitkan kecintaan didalam jiwa kita untuk selalu berbuat hal – hal yang dicintai Allah. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram terangi jiwa kami dengan pelita keindahan Nama Mu, terbitkan keindahan Nama Mu didalam jiwa kami dengan cahaya yang tiada pernah terbenam, Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram kami benamkan seluruh doa dan munajat kami didalam doa kami, didalam dzikir kami, kami memanggil Nama Mu Yang Maha Luhur..

Hadirin hadirat setiap kali kau memanggil Nama Allah maka saat itu kalimat itu, kau telah memanggil Sang Pemilikmu, Yang Memilikimu didunia hingga di akherat, Dialah Allah Swt, Dzat Yang Paling Lembut dan paling mencintaimu, memberikan kepadamu kehidupan yang tidak bisa diberikan oleh sesama makhluk satu sama lain, Dialah Allah Yang Maha Tunggal dan Abadi.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bahtera Hidupku



Sukar berlabuh sebuah bahtera keinsafan

Memberanikan aku sebagai nakhoda

Di laut yang luas gelombang yang datang

Menghanyutkan segala kemudi ke dasar dosa...


Kucekalkan diriku bergapaian air mata

Meluncur bahtera ke pulau redha

Kupasrahkan hatiku meredah gelombang cinta

Yang buar menggunung menghempas dosa...



Kala tiba ke pantai putih hamparan pasir permaidani

Terbentang luas rahmat dan kasih sayangMu

Kembali bertawajuh di pulau yang redha ini

Kuhindarkan naluri segala mazmumah diri


Kealunan lautan bertiup bayu kesempurnaan


Di taman itu jiwa bersemadi....




Jernih danau nurani bersih

berwudhu'air mata yang gugur


Menyerah diri kepada Allah


Mendamba kasih menghina diri


Syukur hamba dengan keinsafan


telah berhijrah akan diriku


Di bawah naungan keampunan


Hidup matiku hanya untukMu....


Bahtera Hidup: Zulfan

Saturday, May 23, 2009

Mentari Hidup

Saat sahabat-sahabatku ralit mengulangkaji pelajaran, diriku terpanggil untuk menghayati bait-bait dendagan kumpulan haikal ini. Entah mengapa, hatiku terasa lapang sekali.Lapang dalam menginsafi kekerdilan diri. Jauh di sudut hati, ada sesuatu yang membuatku ternanti-nanti dan tertanya-tanya.. Entahlah..
Ya Allah... bagaimana harus ku ungkapkan...


Kala senja itu tiba
Kutermenung sendirian
Terasa diriku ini jauh dari rahmat Tuhan
Dosa yang aku lakukan
Menerjah ruang fikiran
Masihkah ada untukku keampunan

Gelap rasa dunia ini
Tanpa cahaya Ilahi
Baru kini kusedari
Jalan yang aku lalui
Memusnah pedoman hidup
Melempar hatiku ini ke lembah kehinaan

Dalam kegelapan itu
Terbit cahaya dari-Mu
Memandu hamba-Mu menuju iman
Menginsafi diri dengan ketaqwaan dan kesabaran

Kau terangi jalanku menuju syurga-Mu
Dan Kau tunjuki dengan hidayah-Mu
Hanyalah pada-Mu kuhadapkan diri
Mohon keampunan

Wahai Yang Maha Pengasih
Bantulah hamba-Mu ini
Yang kian terumbang-ambing
Di dalam arus duniawi
Kuberdoa kepada-Mu
Memohon limpah rahmat-Mu
Mentari hidupku kan bersinar kembali...

Saturday, May 16, 2009

Pentadbiran Ujian

SEBELUM PELAKSANAAN UJIAN

(Langkah Am Penyediaan Item Ujian)

1) Menentukan tujuan ujian

Dalam pembentukan soalan ujian terhadap pelajar Sekolah Kebangsaan Gong Kapas, saya telah menetapkan tujuan khas iaitu mengesan kemampuan pelajar tentang penguasaanya terhadap pembelajaran yang telah dijalankan dalam sesi pengajaran dan pembelajaran yang saya kendalikan sepanjang sesi praktikum tersebut.

2) Menentukan isi kandungan ujian.

Berdasarkan tujuan ujian yang telah ditetapkan, isi kandungan bagi tajuk-tajuk tertentu telah dipilih. Isi kandungan tersebut mengandungi kemahiran-kemahiran dalam satu atau bebarapa topik yang telah dipelajari. Kemhiran-kemahiran yang dipilih sebagai isi kandungan pula adalah berdasarkan sukatan pelajarn.

Aras kemahiran yang dimaksudkan ialah mengikut enam aras kemahiran Taksonomi Bloom iaitu aras pengetahuan, aras kefahaman, aras aplikasi, aras analisis, aras sintesis dan aras penilaian. Selain itu, aras kemahiran telah ditentukan khusus untuk setiap item atau soalan ujian.


3) Membentuk Jadual Spesifikasi Ujian.

Setelah topik-topik dan aras kemahiran ditentukan, Jadual Spesifikasi ujian disediakan untuk memastikan pemberatan yang wajar bagi topik-topik serta aras kemahirannya sesuai dengan kebolehan murid-murid keseluruhannya.

Bentuk jadual spesifikasi ujian mengandungi dua perkara penting iaitu topik-topik disusun dalam pasdi mencancang dan aras kemahiran disusun dalam paksi mengufuk. Bilangan item soalan dinyatakan dalam petak-petak Jadula Spesifikasi Ujian mengikut aras kemahiran yang ditetapkan.

Dengan adanya Jadual Spesifikasi Ujian, item/soalan yang dibina dapat dipastikan untuk mempunyai ciri-ciri ujian yang baik seperti cirri keesahan dan kebolehpercayaan. Ia juga memastikan kemahiran-kemahiran adapat diuji secara menyeluruh serta pemberatannya adalah mengikut aras kemahiran tersebut dapat dibahagikan secara berpatutan.


4) Menulis item/soalan berdasarkan item ujian.

Berpandukan Jadual Spesifikasi Ujian yang telah dibentuk, item/ soalan dibentuk dan dibahagikan kepada soalan berbentuk objektif dan soalan berbentuk sumatif. Pemilihan ujian subjektif atatu ujian objektif sebagai bentuk ujian bergantung kepada tujuan ujian itu.

Pada amnya, jika tujuan ujian adalah untuk penilaian sumatif, ujian objektif biasanya digunakan kerana ujian jenis ini dapat menguji banyak topik dalam tempoh masa yang singkat. Sekiranya tujuan ialah menguji kebolehan calon menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah penyelesaian secara bersistematik atau menguji kemahiran menulis, maka ujian subjektif adalah wajar digunakan.

5) Menyemak Item/ soalan

Setelah item/ soalan selesai digubal, item/ soalan tersebut disemak supaya bebas dari sebarang kesilapan sebelum ujian ditadbirkan. Dalam hal ini, item soalan disemak dari segi bentuk, isi dan bahasa yang digunakan untuk menggubal soalan. Di samping itu, arahan perlu dipastikan jelas dan mudah difahami dan masa peruntukan adalah berpatutan dengan bilangan soalan. Item soalan juga dipastikan disusun dari mudah ke sukar.


6) Menilai Item Ujian

  • Semakan dan penilaian terhadap perkara-perkara berikut:
  • Arahan menjawab dan bahasa yang digunakan dalam soalan adalah mudah difahami pelajar.
  • Soalan dan kehendak soalan adalah jelas dan soalan mengandungi maklumatat yang cukup untuk pelajar menjawabnya.
  • Soalan-soalan yang dibina adalah mencukupi dan seimbang untuk mengukur kandungan dan objektif pengajaran yang ditetapkan.
  • Jawapan yang diberikan oleh penulis adalah mencukupi dan seimbang untuk mengukur kandungan dan objektif pengajaran yang ditetapkan.
  • Jawapan yang diberikan oleh penulis adalah mengikut kehendak soalan dan boleh dijawab dalam masa yang diperuntukkan.

6) Membuat kajian rintis terhadap keseluruhan item.

Kajian rintis bermaksud kajian awal tentang kesesuaian item-item kepada pelajar yang setara dari segu keupayaan dengan pelajar sasaran. Biasanya, kajian rintis tidak dibuat untuk menjaga kerahsiaan ujian. Bagimanapun, kajian rintis perlu dibuat untuk soalan-soalan yang ingin disimpan dalam bank soalan. Kajian rintis begini perlu dibuat bagi menentukan perkara-perkara berikut:

  • Arahan menjawab dan bahasa yang digunakan dalam soalan dapat difahami pelajardan tidak ada kesilapan ejaan/ istilah yang digunakan.
  • Soalan dan kehendak soalan adalah jelas dan soalan mengandungi maklumat yang cukup untuk pelajar menjawabnya.
  • Soalan –soalan yang diberikan adalah sepadan dengan kandungan pelajaran yang diajar guru dan tidak ada soalan yang ‘terkeluar’ daripada kandungan tersebut.
  • Pelajar dapat menjawab soalan-soalan dalam masa yang diperuntukkan mengikut kehendak soalan.


SEMASA PELAKSANAAN UJIAN


1) Memastikan tempat pelaksanaan ujian berada dalam keadaan yang baik.

Sepertimana bilik darjah yang kondusif diperlukan semasa sesi pengajaran dan pembelajaran dijalankan di dalam sesebuah bilik darjah, begitulah juga suasana yang kondusif diperlukan semasa ujian dijalankan supaya para pelajar dapat memberikan tumpuan semasa menjawab soalan. Para pelajar akan berada dalam keadaan berfikir yang kritikal yang memerlukan kepada suasana yang tenteram semasa menjawab soalan. Adalah menjadi tanggungjawab guru bagi membina suasana ini dengan mengambilkira aspek susun atur kerusi meja dan aspek kepentingan kemudahan pelajar seperti penyediaan jam di dalam dewan atau kelas.


2) Memastikan pengawas mengambil tempat atau posisi yang betul bagi mengawas perjalanan peperiksaan.

Dalam pentadbiran ujian yang sebenar, pengawas perlu ditempatkan di sudut-sudut tertentu bertujuan mengawal sebarang pergerakan atau tingkah laku pelajar semasa menjawab soalan. Sebelum itu, pengawas peperiksaan perlulah mengadakan perbincangan sesama mereka untuk membahagikan tugas pengawasan amsing-masing semasa peperiksaan dijalankan.


3) Mengedarkan soalan peperiksaan dengan angka giliran yang betul.

Soalan peperiksaan diedarkan mengikut susunan para pelajar untuk memudahkan guru memeriksa jawapan murid dengan sistematik. Biasanya, Kedudukan para pelajar di dalam dewan peperiksaan ditentukan berdasarkan angka giliran manakala peperiksaan yang dijalankan di dalam kelas ditentukan berdasarkan turutan nama.


4) Membuat taklimat ringkas tentang kertas soalan yang akan dijawab oleh pelajar.

Sebelum peperiksaan dimulakan, satu taklimat ringkas kepada para pelajar perlu diadakan. Isi taklimat adalah pengumuman tentang arahan-arahan yang terdapat dalam kertas soalan, peraturan-peraturan peperiksaan, peruntukan masa, pembetulan soalan jika ada, dan semakan soalan serta muka surat. Taklimat ringkas ini penting bagi memastikan pelajar dapat menjawab soalan tanpa sebarang gangguan dari kekeliruan yang ditimbulkan oleh pihak sekolah. Sebarang kesilapan soalan boleh menjejaskan markah pelajar atau keseluruhan soalan ujian yang disediakan.


5) Mengawas tingkah laku pelajar semasa ujian dilaksanakan.

Disiplin pelajar adalah penting semasa pelaksanaan ujian. Bagi memastikan diziplin pelajar terjaga semasa perjalanan ujian, pengawas peperiksaan bertanggungjawab mengawas tingkah laku pelajar. Sebarang tindakan yang mencurikan perlulah dilaporkan kepada ketua pengawas yang bertugas. Pelajar yang disyaki menuri dalam peperiksaan hendahlak dikenakan tindakan disiplin seperti yang telah ditetapkan dalam mesyuarat. Biasanya, pelajar yang ditangkap meniru dalam peperiksaan tidak dibenarkan meneruskan pepriksaanya dan akan dikenakan tindakan disiplin oleh guru disiplin.

6) Peka dengan keperluan pelajar.

Guru perlu peka terhadap sebarang permintaan pelajar seperti kertas tambahan. Biasanya, kertas jawapan untuk menjawab bahagian esei akan diberikan kepada pelajar dengan secukupnya, tetapi sekiranya pelajar meminta kertas tambahan, guru perlu memberikannya kerana ia adalah hak pelajar.


7) Mengumumkan perjalanan masa menjawab soalan.

Masa baki perlulah diumumkan kepada pelajar supaya mereka berjaga-jaga dengan perjalanan masa. Ini bagi mengelakkan sikap bertangguh-tangguh dalam menjawab soalan dan bagi membantu pelajar membuat perancangan atau pembahagian masa dalam menjawab soalan yang terbahagi kepada bahagian-bahagian objektif dan subjektif.

Biasanya, 10 minit sebelum masa menjawab tamat, guru atatu pengawas akan mengumumkannya kepada pelajar supaya pelajar dapat mempertimbangkan peruntukan masa baki untuk menyelesaikan kesemua soalan yang disediakan.



8) Mengumunkan masa tamat menjawab peperiksaan dan memastikan pelajar mematuhi arahan tersebut.

Setelah tamat masa menjawab soalan, guru perlu mengumumkannya dengan jelas. Setiap pelajar mestilah dipastikan meletakkan pensel atau pen yang digunakan untuk menjawab. Sebarang tindakan melanggar arahan oleh pelajar mestilah ditegur supaya guru bersikap adil kepada semua pelajar.

9) Mengutip kertas soalan mengikut tertib kelas atau angka giliran.

Kertas soalan hendaklah dikutip mengikut tertib. Sepertimana yang diterangkan diatas, ia penting bagi memastikan pemeriksaan kertas jawapan dan pemarkahan dilaksanakan dengan sistematik. Guru juga mestilah memastikan bahawa tidak ada kertas soalan yang tercicir semasa ia dikutip. Semasa menjalankan ujian, kertas soalan dikutip berdasarkan tempat duduk pelajar dan disusun mengikut senarai nama yang telag disedikan bagi memudahkan saya membuat jadual pemarkahan setelah diperiksa dan dianalisis keputusan peperiksaan.


10) Membuat kompilasi berdasarkan pembahagian kelas dan menyimpan kertas-kertas tersebut untuk disemak.

Setelah kertas jawapan atau kertas soalan yang dijawab dikumpulkan, guru atau pengawas akan mengasingkannya mengikut kelas atau subjek atau angka giliran.. Semasa kertas soalan ini dikutip dan dikumpul mengikut klasifikasinya yang telah ditetapkan, disiplin pelajar masih perlu dikawal supaya tidak berlaku sebarang gangguan terhadap tugas guru pada masa tersebut.

11) Mengumamkan masa bersurai dari kelas atau dewan.

Setelah guru selesai mengumpulkan semua kertas jawapan pelajar, pengumuman bersurai dari dewan peperiksaan dilakukan. Sebelum itu,para diminta untuk membersihkan tempat duduk masing-masing dari kotoran serta membuang atau mengumpulkan kertas contengan untuk dibuang.


SELEPAS PELAKSANAAN UJIAN

1) Mengumpul kertas soalan dan memeriksa jawapan berdasarkan skema jawapan.


Selepas ujian dijalankan dan kertas jawapan dikutip, guru melaksanakan tugas setrusnya, iaitu memeriksa skrip jawapan. Beberapa perkara yang diberi perhatian semasa memriksa skrip jawapan seperti bentuk ujian yang diberikan, jawapan yang diberikan oelh pelajar sama ada dalam kertas jawapan yang disediakan atau jawapan dalam bentuk esei. Bagi jawapan berbentuk objektif, adalah mudah bagi guru memeriksa dengan menebuk kertas jawapan ‘master’ dan seterusnya menanda pada skrip jawapan pelajar.


Sekiranya jawapan dibuat pada boring OMR adalah lebih mudah memeriksa boring jawapan melalui mesin memproses boring jawapan OMR. Sebaliknya, jawapan yang berbentuk esei pula memerlukan guru memeriksanya dengan teliti dan tidak wajar diperiksa oleh sesiapa sahaja, berbanding jawapan berbentuk objektif. Lazimnya, pemeriksaan skrip jawapan berbentuk esei memrlukan guru pakar dalam mata pelajaran tertentu.

Jawapan yang perlu diperiksa oleh guru dalam ujian yang telah dijalankan adalah berbentuk jawapan di atas kertas soalan . Dalam kertas soalan, runag jawapan telah disediakan. Guru hanya perlu meneliti jawapan murid berdasarkan pilihan jawapan yang telah ditandakan pada bahagian objektif dan jawapan yang telah ditulis pada bahagian subjektif.

  • Skema jawapan.
Skor yang diperolehi seorang pelajar adalah bergantung kepada prestasi/ kualiti jawapan yang diberikan bagi setiap soalan yang dijawab. Di samping prestasi jawapan, skor yang diperolehi juga dipengaruhi cara pemarkahan oleh guru atatu pemeriksa. Pada umumnya, dalam sesuatu peperiksaan, guru diminta mnyediakan skema pemarkahan sebagai panduan semasa memeriksa skrip jawapan. Skema pemarkahan ini perlu disediakan lebih awal untuk membantu guru mengenalpasti soalan yang tidak sesuai, yang perlu dibaiki atau dibuang.

2) Memberikan markah yang sewajarnya kepada pelajar.

Markah yang sewajarnya perlulah diberikan kepada pelajr dengan adil. Semasa penyediaan markah, sebuah jadual pemarkahan telah dibina. Markah dikira berdasarkan bilangan jawapan yang betul dan markah keseluruhan adalah hasil tambah peruntukan markah bagi jawapan yang betul.

3) Membincangkan hasil keputusan dan membuat penilaian keseluruhan terhadap prestasi

Biasanya,setelah hasil keputusan dibentung dalam menyuarat atau satu sesi pertemuan khas, prestasi pelajar dibincang dan dinilai. Setiap pelajar seharusnya dinilai dengan kritikal dari setiap aspek yang berkaitan. Hasil penilaian direkodkan oleh guru sebagai rujukan dalam membincangkan tindakan lanjut yang perlu dilakukan untuk memperbaiki prestasi pencapaian.

Jadual Spesifikasi Ujian

JADUAL SPESIFIKASI UJIAN

Hale, 1980

A Table of Specifications consists of a two-way chart or grid (Kubiszyn & Borich, 2003; Linn & Gronlund, 2000; Mehrens & Lehman, 1973; Ooster, 2003) relating instructional objectives to the instructional content. The column of the chart lists the objectives or "levels of skills" (Gredler, 1999, p.268) to be addressed; the rows list the key concepts or content the test is to measure. According to Bloom, et al. (1971), "We have found it useful to represent the relation of content and behaviors in the form of a two dimensional table with the objectives on one axis, the content on the other. The cells in the table then represent the specific content in relation to a particular objective or behavior" .

Kubiszyn dan Borich (2003)

Jadual Spesisikasi Ujian adalah carta dua hala yang mengaitkan objektif pengajaran dan kandungan pengajaran. Lajur carta ini menyenaraikan objektif-objektif pengajaran, sementara baris carta ini pula menyenaraikan konsep-konsep utama yang diajar dan diukur.

Langkah pembinaan Jadual Spesifikasi Ujian:

1) Mengkaji sukatan pelajaran

2) Menentukan jenis soalan

3) Menentukan bilangan soalan

4) Menganalisis objektif pengajaran


1) Mengkaji sukatan pelajaran

Aspek-aspek yang dikaji:

© Skop dan kedalaman pengajaran bagi sesuatu tajuk

© Pendekatan yang telah diambil dalam sesuatu tajuk

© Kepentingan bandingan di antara satu tajuk dengan tajuk-tajuk lain

© Kompleksitisesuatu tajuk

© Masa pengajaran yang diperuntukkan bagi sesuatu tajuk.

2) Menganalisis Objektif Pengajaran.

© Obejktif pengajaran dianalisis untuk menentukan pengetahuan dan kemahiran yang perlu diuji dan pada tahap kesukaran mana ia perlu diuji.

© Lazimnya aras pengetahuan dan kemahiran diasaskan kepada pembahagian yang dibuat oleh Bloom .

3) Menentukan jenis soalan.

© Domain objektif pengajaran (kognitif, afektif, psikomotor) dan peringkat objektif pengajaran perlu dtentukan terlebih dahulu sebelum menentukan jenis soalan.

4) Menentukan Bilangan Soalan

© Jumlah soalan harus mencukupi untuk mewakili kandungan pengajaran, domain objektif pengajaran, dan peringkat objektif pengajaran yang hendak diukur.

© Jumah soalan mempengaruhi kebolehpercayaan dan kesahan suatu ujian.

© Penentuan jumlah soalan perlu mengambil kira jangka masa ujian, jenis soalan dan kesukaran soalan, yang bergantung kepada peringkat objektif pengajaran, panjang soalan dan kemampuan bahasa pelajar.

Kepentingan Jadual Spesifikasi Ujian

© Kertas ujian dapat digubal secara sistematik

© Kesahan dari segi persampelan sukatan pelajaran adalah terjamin

© Taburan soalan mengikut tajuk adalah seimbang

© Ujian meliputi keseluruhan sukatan pelajaran

© Aras kesukaran ujian dapat dikekalkan dari tahun ke tahun, walaupun item dibina oleh pembina soalan lain.


Enam elemen yang perlu diketahui sebelum membina jadual spesifikasi ujian bagi ujian adalah :

(1) keseimbangan sasaram ujian

(2) keseimbangan tahap pembelajaran

(3) format ujian

(4) jumlah item

(5) bilangan item ujian bagi setiap sasaran tahap pembelajaran

(6) kebolehan kemahiran yang dipilih bagi setiap rangkakerja.

Penilaian Formatif. Penilaian Sumatif

PENILAIAN FORMATIF


Penilaian formatif adalah penilaian yang dibuat secara berterusan, iaitu sepanjang proses pengajaran dan pembelajaran, untuk menilai keberkesanan pengajaran guru dan pembelajaran pelajar bagi setiap tajuk yang diajar.


Ciri-ciri:

© dijalankan bagi tujuan memperoleh maklumat bagi memperbaiki kurikulum.

© dijalankan sepanjang masa dan maklumat yang diperolehi daripada penilaian ini digunakan secara terus menerus.

© bercorak ujian diagnostik yakni yang dapat memberikan input akan masalah yang dihadapi murid dalam mengikuti pembelajaran.

© dijalankan sepanjang masa pengajaran dan pembelajaran berlangsung.

© maklumat yang diperolehi hendaklah digunakan serta merta dalam memperbaiki pengajaran dan pembelajaran agar pelajar dan guru sama-sama memperolehi manfaat daripadanya.

© Contoh: sesi soal jawab, latihan yang diberikan guru dan ujian di bilik darjah yang tidak ditentukan gred.


Prosedur Penilaian Formatif


1) Menentukan topik pembelajaran.

© Sukatan pelajaran mengandungi beberapa topik yang seharusnya dihabiskan sepanjang sesi persekolahan untuk satu tahun.

© TIopiK berdasarkan sukatan pelajaran disusun mengikut peringkat kesukaran.

© Seandainya topik tersebut mempunyai cakupan yang luas, maka penekanan harus diberikan dan mungkin diperlukan dikecilkan kepada sub-topik tertentu.

© Dengan cara ini guru akan dapat memastikan murid-murid menguasai sesuatu sub-topik tertentu terlebih dahulu sebelum meneruskan kepada topik-topik seterusnya.

© Sebelum beralih kepada topik lain, guru akan mengadakan ujian formatif untuk melihat tahap penguasaan sesuatu topik.

2) Menyatakan aspek dan tahap pencapaian bagi sesuatu topik pembelajaran.

© Guru menentukan kebolehan pelajar dalam mengenal warna, simbol, membaca dan lain-lain mengikut keperluan topik berkenaan.

© Setelah aspek berkenaan ditentukan, maka guru boleh menentu tahap penguasaan murid-murid dalam bilik darjah terhadap satu-satu topik berkenaan.

© Dalam hal ini apabila keputusan menunjukkan 80% hingga 90% pelajar telah menunjukkan penguasaan terhadap sesuatu topik, memperlihatkan bahawa kebanyakan pelajar sudah menguasai topik berkenaan.

3) Menghubungkaitkan elemen-elemen yang terdapat dalam setiap topik.

© Guru perlu menyusun elemen-elemen yang terdapat dalam topik-topik pembelajaran pada peringkat perlakuan tertentu dengan berdasarkan taksonomi pendidikan.

© Setelah pemeringkatan mengikut tahap perlakuan selesai, gurus seterusnya mengaitkan semua elemen berkenaan yang terdapat dalam satu-satu topik agar saling bertautan dan tidak terpisah.

4) Membentuk soalan ujian.

© Dilakukan selepas penentuan elemen-elemen berkenaan

© setiap elemen berkenaan seharusnya diuji kepada pelajar sekurang-kurangnya satu soalan.

5) Mencadangkan langkah susulan.

© Guru mengetahui tahap penguasaan sesuatu topik pembelajaran di samping kesukaran yang dihadapi oleh murid-murid.

© tindakan susulan harus dilaksanakan berdasarkan keputusan ujian yang diperolehi.

© Contoh: murid-murid masih menunjukkan kelemahan ketara dalam sesuatu topik, maka tindakan selanjutnya yang harus diambil oleh guru ialah mengulang semula topik berkenaan atau mengubah suai pendekatan penyampaian agar murid-murid boleh menguasai topik tersebut.


Tujuan Penilaian Formatif:

© memperbaiki pengajaran pembelajaran.

© meningkatkan pencapaian pelajar pada akhir sesuatu pelajaran.

© memperlihatkan kelemahan-kelemahan yang wujud sama ada pada penyampaian guru atau penguasaan murid dan seterusnya guru akan memperbaiki agar murid dapat menguasai dengan lebih baik.

© menolong murid-murid menguasai sesuatu unit atau topik pembelajaran dan ini memungkinkan mereka memperolehi pencapaian yang lebih baik pada akhir penggal atau semester persekolahan.

© memperbaiki kualiti serta dapat meramal pencapaian pelajar. Menjadi satu kepuasan kepada seseorang guru apabila beliau dapat meningkatkan pencapaian murid-murid dari semasa ke semasa.

© guru dapat meninggi dan mengekalkan pencapaian yang memuaskan. Hal ini melalui perbandingan yang boleh dibuat antara pencapaian murid sekarang dengan pencapaian murid-murid lalu melalui rekod ujian formatif yang telah dikendalikan dan mencatatkan masalah yang dihadapi oleh murid-murid dahulu serta langkah penyelesaian yang telah diambil. Dengan cara ini, guru dapat mengekalkan prestasi pelajar dan meramal pencapaian pada akhir penggal persekolahan.

© mengubah suai pengajaran seseorang guru.

© guru juga dapat menentukan pendekatan yang lebih baik dalam penyampaian.

© memberikan bimbingan pembelajaran kepada murid-murid.

© menjadikan murid sentiasa bersedia untuk menduduki siri ujian yang dijalankan dan dengan itu memerlukan ketekunan dan tumpuan kepada topik-topik pembelajaran.


PENILAIAN SUMATIF

Penilaian sumatif ialah penilaian yang dibuat pada akhir pengajaran ( akhir penggal/ akhir tahun), yang bertujuan untuk menilai pencapaian akhir pelajar. Berbeza dengan penilaian formatif yang lebih menumpukan kepada penilaian penguasaan pelajar dalam sesuatu tajuk, penilaian sumatif bertujuan untuk menentukan pencapaian pelajar pada akhir penggal persekolahan atau akhir tahun yang juga dapat menentukan keberkesanan sesuatu kurikulum


Ciri- ciri:

© lebih menumpukan menilai tahap penguasaan pelajar dalam satu-satu topik pembelajaran

© untuk menentukan pencapaian pelajar pada akhir sesuatu penggal persekolahan dan digunakan untuk menentukan keberkesanan sesuatu kurikulum secara keseluruhan.

Langkah-langkah membentuk ujian sumatif:

© Membentuk jadual penentuan ujian yang mengandungi maklumat yang lengkap berkaitan objektif, bentuk item, jumlah item, tempoh penilaian, kandungan dan sebagainya. Ini bagi memastikan kesahan ujian yang bakal dilaksanakan dan kebolehpercayaan keputusan yang diperolehi.

© Menggubal soalan-soalan yang berkaitan dengan isi dan perlakuan yang ingin diuji. Setiap item haruslah menguji objektif pelajaran yang telah ditetapkan.

© Mengumpul item secara sistematik. Misalnya mengelompokkan item mengikut bentuk yang sama. Item objektif diasingkan dengan item mengisi tempat kosong, esei dan sebagainya. Item juga boleh disusun mengikut susunan topik atau mengikut aras kemahiran kognitif. Misalnya menyusun soalan bermula aras rendah diikuti aras lebih tinggi.

© Menyiapkan skema pemarkahan bagi tujuan penyemakan kertas ujian. Ini dapat mengelakkan berlakunya bias dalam pemberian markah murid-murid.

© Menyediakan arahan yang jelas tentang apa yang seharusnya murid lakukan dalam menjawab setiap soalan yang dikemukakan.

© Menguji item tersebut terlebih dahulu melalui ujian rintis kepada sampel pelajar bagi memastikan ujian yang bakal dijalankan itu benar-benar sah dan boleh dipercayai serta dapat membaiki kelemahan-kelemahan yang wujud pada item berkenaan.

© Menganalisis item yang telah ditadbir secara rintis bagi mengetahui aras kesukaran item, daya diskriminasi item, ketunggalan item, kesahan dan kebolehpercayaan berkenaan serta memastikan pilihan jawapan yang disediakan (distraktor) dapat berperanan dengan baik.

Tujuan:

© membantu murid-murid secara individu dalam meningkatkan pencapaian.

© memberikan gred kepada murid-murid berdasarkan pencapaian yang ditunjukkan dalam peperiksaan yang diadakan.

© mengiktiraf kebolehan dan kemahiran yang dimiliki oleh pelajar. Ini berdasarkan skor yang diperolehi oleh pelajar dalam penilaian yang dijalankan.

© dijadikan petunjuk dalam memulakan sesuatu kursus baru yang berkaitan.

© memperlihatkan peringkat pencapaian yang berbeza mengikut kumpulan.




Selamat Datang... Kita Mendidik Kerana Allah

Dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha Mengasihani…

Assalamualaikum wa rahmatullahhi wa barakatuhu.

Salam setulus hati buat para sahabat-sahabatku, para muaddib yang bersama-sama mengorak langkah dalam perjuangan. Kita semua adalah muaddib, pembentuk adab. Mengapa ana menekankan konotasi ‘AL-Muaddib di sini berbanding Al-Muallim, atau Al Mursyid? Kerana Al Muaddib ialah insan yang membentuk akhlak, satu konotasi yang membawa maksud terus kepada matlamat akhir (hadaf al a'liyy) bagi tugas seorang pendidik .












Inilah tugas seorang Da’e. Mendidik insan, memanusiakan. (berusaha membentuk manusia yang kembali kepada fitrahnya- tunduk dan patuh kepada RabbNya)
Sahabatku, setiap individu telah tercatat padanya tugas dan amanah masing-masing yang perlu dikemudikan dengan penuh kesabaran saban hari.





Apa tugas seorang manusia?

1) Sebagai hamba
2) Sebagai Khalifah
3) Sebagai Da’e





Sebagai hamba,hak-hak seorang hamba perlu dilakukan. Sebagai Khalifah, kewajipan kita ialah menunaikan amanah sebagai ‘seorang yang mengurus (mengikut kemampuan seorang hamba) dan sebagai da’e, kita mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran, mengajak manusia tunduk dan patuh pada Allah dengan penuh ketaqwaan.






Dan wahai AL Muaddib, tugas yang tertulis untuk kita adalah berjuang membentuk manusia yang berfungsi sebagai hamba, khalifah dan da’e yang baik. Itulah tugas kita dari satu sudut sebagai mata rantai perjuangan.






Menimba Ilmu, menjaga akhlak, menyalurkan ilmu, membentuk dan mendidik akhlak diri dan mad’u (anak-anak, khususnya kepada Muaddib yang akan berjuang di bidang pendidikan) bukanlah suatu usaha yang mudah.






Kesabaran, Istiqamah, kemahuan dan Azam, serta kesedaran tanggungjawab menjalankan amanah ini perlu dipastikan sentiasa segar buat jiwa, sesegar cinta kita pada perjuangan, jihad.. Ya, dalam konteks yang sama, jihad kita ialah untuk memanusiakan manusia.,Memastikan anak-anak ini mendapat tarbiyyah di peringkat awal supaya laluan mereka untuk menjadi jundiy yang berdiri teguh di saff tenteraNya menjadi mudah, ..InsyaAllah, Walau apapun, hanya Allah yang layak memudahkan segala urusan hambanya, milik Allahlah bagi setiap jiwa, ruh, jasad, niat dan usaha kita.







Wahai sahabat-sahabatku, diri yang penuh dhaif ini menyeru kita bersatu tega mempertahankan manhaj pendidikan yang benar, kaedah pendidikan asli yang diajarkan Rasullullah, menapis segala bentuk doktrin pendidikan orientalis, yahudi atau nasrani yang telah lama cuba mengucar-kacirkan sistem hidup dan pemikiran kita.




Sama-samalah kita berusaha menjernihkan anak-anak yang akan kita didik ini dengan kefahaman Islam yang sejati.






InsyaAllah… ikhlaskan niat tugas mendidik ini untuk Allah semata, pasakkan keyakinan bahawa kemenangan itu telah disediakan, yakin dengan janji-janjinya , suburkan kesabaran dalam menghadapi mehnah…




“Dari Sahabat Annas bin Malik r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda, bahawa Allah Azza Wa Jalla berfirman:
Orang yang berjuang di jalan Allah, dia menjadi tanggunganku, jika aku memegangnya (mengambil nyawanya) aku wariskan syurga kepadanya. Dan jika aku mengembalikannya ( tidak mati dalam perjuangan), aku kembalikan dia dengan pahala atau ‘harta rampasan’(hasil)… “


( Hadith Sahih)